Kamis, 05 April 2012

PANCASILA sebagai IDEOLOGI NASIONAL


PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
            Untuk memaknai pancasila sebagai ideologi nasional telebih dahulu kita harus memahami pengertian ideologi secara etimologis, bahwa istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata”eidos” dan “logos”    . Eido berarti ide, gagasan, cita-cita ataupun konsep. Sedangkan logos berarti ilmu, ajaran ataupun paham. Jadi ideologi berarti ajaran tentang ide-ide, gagasan atau cita-cita tertentu. Selanjutnya ideologi menurut makna yang terkandung berarti suatu nilai atau ajaran yang mengandung ide atau cita yag bersifat tetap dan sekaligus merupakan dasar pandangan ataupun paham.
            Dalam khidupan berbangsa dan bernegara setiap individu atau kelompok masyarakat memilki suatu sistem kepercayaan mengenal sesuatu yang dipandang bernilai dan menjadi kekuatan motivasi bagi perilaku individu atau kelompok masyarakat. Nilai tersebut dipandang sebagai cita-cita yang menjai landasan bagi cara pandang, cara pikir, dan cara tindak seseorang atau bangsa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya, sebab ideologi adalah seperangkat sistem nilai yang diyakini keberadaanya oleh suatu bangsa dan digunakan sebagai dasar untuk menata masyarakat dalam negara.
            Ideologi mengandung nilai-nilai dasar yang hidup dalam masyaakatnya dan terkristalsasi dalam falsafah negara. Nilai dan unsur ang dimaksud adalah nilai adat, budaya, tradis dan religius yang terdapat dalam bangsa indonesia sendiri sebelum membentuk negara. Oleh karena itu pancasila bukan berasal dari ide-ide bangsa lain melainkan murni berasal dari masyarakat Indonesia yang diyakini kebenarannya untuk mengatur masyarakat yang kemudian dinamakan ideologi.
            Pancasila ini kemudian dijadikan sebagai ideologi yang bersifat dinamis untuk menjad landasan dasar dalam mengaahkan bangsa dan menghadapi berbagai fenomena kehidupan bernegara di setiap perspektif masa. Selain itu pancasila sebagai ideologi juga digunakan untuk memberikan jalan yang benar dalam proses pencapaian segala tujuan yang ingin dicapai dalam melangsungkan sebuah kehidupan nasional.
            Keberadaan pancasila ini kemudian terus menerus diharapkan dapat menjadi sebuah landasan utama dalam melihat perspektif masa depan, sebab dalam setiap perubahan masa konsep pemikiran manusia akan terus berkembang hingga memunculkan berbagai tantangan kehidupan khususnya yang menyangkut nilai kemanusiaan dan keadilan yang pada akhirnya akan melahirkan ideologi masyarakat dunia, untuk itulah sebagai ideologi bangsa pancasila harus tetap menjadi landasan berpikir dan bertindak dalam menjalani kehidupan berbangsa utamanya dalam mewujudkan kepribadian manusia yang berketuhanan, kemanusiaan, persatuan kerakyatan dan keadilan yang dikenal sebagai lima unsur mutlak dalam mewujudkan tujuan negara dengan tetap menjadikan pancasila sebagai ideologi negara.

Pengertian FILSAFAT


PENGERTIAN FILSAFAT
                Membeikan pemahamn mengenai pengertian filsafat adalah hal yang sangat berani untuk dilakukan, karena para ahli filsafat saja juga mengakui sulit untuk mendefinisikan pengertian filsafat sendiri, hal ini diakibatkan adanya banyak paham, metode, dan tujuan yang dianut dan ditempuh oleh para peminat filsafat. Namun sebuah pengetian awal hauslah tetap diberikan agar tidak terjadi sesat arah dalam perjalanan memahami filsafat.
                Berdasakan etimologis Filsafat dalam bahasa Indonesia adalah bahasa serapan dari arab yang juga diambil dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, philein artinya cinta atau mencintai, sedangkan sophos artinya kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filasafat atinya cinta pada kebijaksanaan. Cinta artinya rasa yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh, kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Dari pengertian tesebut dapat dikatakan bahwa filsafat adalah sebuah usaha berpikir dalam mengetahui segala sesuatu sedalam-dalamnya. Hal inilah yang membawa kita untuk memahami bahwa filsafat adalah ilmu tentang hakikat.
                Namun harus dipahami bersama bahwa ilmu dan filsafat memiliki pebedaan yang mendasar, ilmu membatasi dirinya sejauh alam membatasi nya, karenanya ilmu hanya menghadapi pertanyaan bagaiman dan apa sebabnya. sedangkan filsafat mencakup pertanyaan mengenai makna dan kebenaran, jika ilmu berbicara tentang sebab dan akibat dari sebuah masalah, maka filsafat akan berbicara tentang apa sebenanya yang terjadi pada maslah tersebut. maksudnya adalah jika ilmu menjawab pertanyaan yang timbul, maka filsafat akan mempemasalahkan jawaban yang timbul.
                Filsafat adalah usaha yang dilakukan untuk beusaha agar tidak terus menerus tunduk pada sebuah pernyataan tanpa memahami dan mengerti akan kebenaran dari segala pernyataan tersebut. filsafat menuntut adanya usaha kritis yang dalam akan data dan fakta yang ada, sebab filsafat adalah latihan untuk mengambil sikap untuk segala macam pandangan dari bebagai penjuru yangg ditawakan kepada kita.
                Filsafat adalah sebuah kajian yang kemudian melahirkan berbagai ilmu pengetahuan ilmiah, hal ini disebabkan ketika para filsuf mengajukan berbaga pertanyaan filsafat yang kemudian berusaha mencai jawaban yang paling benar dari segala pertanyaan mereka tersebut, ketika seorang filsuf melihat sesuatu dan mengataan hal tentang sesuatu tersebut, hal ini disebut sebagai pengetahuan tentang sesuatu, kemuadian usaha tersebut dilanjutkan dengan mengajukan petanyaan beru tentang hal tesebut nantinya akan melahikan ilmu pengetahuan yang baru, dan ketika ia mengkaji akan hakikat kebenaran dai ilmu pengetahuan tersebut maka ia akan tiba pada sebuah bentuk pemikiran yang mencari kebenaran dari segala hal yang disebut dengan filsafat.
                 Usaha yang mereka lakukan itulah yang kemudian mengantarkan mereka mendapat kebenaan yang sesungguhnya akan masalah yang dipermasalahkannya yang kemudian terus menerus bekembang hingga lahirlah berbagai ilmu pengetahuan ilmiah.             Jadi pada intinya filsafat berbicara mengenai kebenaan, kebenaan yang sesungguhnya akan segala hal dimana setiap oang dituntut untuk berusaha mencai hakikat dri segala sesutu tanpa langsung percaya akan segala apa yang telah ada dan dikatakan benar, melainkan mempermasalahkan mengapa hal tersebut dapat diterima sebagai sebuah kebenaan.